AIDS, Fakta Medis, Fakta Sosial Masih Masalah
Oleh: Fadmin Prihatin Malau
Dua
 puluh tahun lalu di Medan, penulis sebagai relawan untuk 
mensosialisasikan tentang bahaya suatu gejala penyakit yang dapat 
menurunkan system kekebalan tubuh karena terinfeksi Human Immunodeficiency Virus
 (HIV). Begitu cepat waktu berlalu, sekembalinya penulis ke kota Medan, 
tepat pada saat memperingati Hari AIDS se-Dunia pada 1 Desember 2011 
lalu, penulis menjadi presenter tamu untuk acara “Dialog Interaktif Memeringati Hari AIDS se-Dunia” live pukul 16.30 Wib di M. Radio 91,6 FM selama 60 menit.
 
Sangat 
bahagia sebab yang menjadi nara sumber dr. Delyuzar, Direktur Jaring 
Kesehatan Masyarakat (JKM) yang juga Ketua Kolaborasi TBHIV Sumatera 
Utara. Dua puluh tahun lalu dr. Delyuzar bersama penulis 
mensosialisasikan bahaya HIV yang membawa nama Yayasan Humaniora Medan 
dengan Direkturnya, dr. Rizali H Nasution, DAN yang kini sebagai ketua 
badan pendiri Kelompok Humaniora-Pokmas Mandiri.
 
Pagi 
hari pada Hari AIDS se-Dunia itu, penulis mendengar berita M. Radio 91,6
 FM menyiarkan komentar dr. Rizali H Nasution DAN yang mengatakan AIDS 
sekarang ini adalah fakta medis maka penanganannya juga harus dengan 
medis, tidak bisa lagi seperti dua puluh tahun lalu hanya dengan fakta 
sosial.
 
Apa 
yang dikatakan dr. Rizali H Nasution itu memang benar sebab seingat 
penulis pada tahun 1992 baru terdeteksi satu orang kena HIV. Namun, 
meskipun baru satu orang bukan berarti tidak masalah, tetap menjadi 
masalah sebab HIV akan masuk menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang kata para ahli waktu itu masuk dalam kelompok penyakit baru.
 
AIDS Fakta Medis
 
Benar 
AIDS kini fakta medis bagi Indonesia sebab HIV-AIDS awalnya tahun 
1970-an ditemukan di Negara Afrika sub-Sahara dan kasus ditemukannya 
HIV-AIDS ini tersiar pada Juni 1981 di Los Angeles serta di Indonesia 
tahun 1990-an. Hebatnya tahun 1993 laporan bank dunia menyebutkan 
Indonesia termasuk negara yang rawan AIDS meskipun faktanya waktu itu 
angka yang terkena HIV positif masih sangat sedikit.
 
Kini 
terbukti, angka penderita dan korban AIDS sudah sangat banyak. AIDS 
bukan hanya di rumah sakit saja akan tetapi sudah sampai ke rumah kita 
maka menjadi fakta medis dan penanganannya juga harus harus dengan medis
 meskipun obat untuk mengobati AIDS sampai kini belum ditemukan. Hal ini
 pula yang membuat masalah AIDS terus dibicarakan.
 
Bila 
obat untuk mengobati AIDS sudah ditemukan maka menjadi seratus persen 
fakta medis. Kini penanganan AIDS dari fakta medis baru sebatas 
langkah-langkah medis seperti penyebab menularnya HIV-AIDS lewat 
hubungan seks yang tidak aman atau dengan pasangan yang tidak diketahui 
apakah sudah terkena HIV positif atau tidak maka langkah medisnya jika 
ingin melakukan seks yang tidak aman, pakailah kondom.
 
Nah, 
suruhan memakai kondom bukan berarti melegalkan atau membolehkan 
melakukan perzinaan karena bisa saja tidak ada ancaman HIV-AIDS orang 
akan berzina juga. Bila ini yang dibicarakan maka fakta sosial yang 
menonjol dan orang tidak akan pakai kondom ketika berhubungan seks 
dengan pasangan yang tidak aman.
 
Fakta Sosial Masih Masalah
 
Repot memang, begitu kata dr. Delyuzar spesialis pathologi ketika acara “Dialog Interaktif Memeringati Hari AIDS se-Dunia” live M. Radio 91,6 FM yang mendapat respon dari para pendengar lewat line telepon, sms, facebook
 selama 60 menit. Pendengar bertanya dan memberikan tanggapan tentang 
HIV-AIDS dari fakta sosial yang ternyata masih menjadi masalah besar.
 
Masih 
banyaknya yang bertanya dari fakta sosial satu inikator bahwa HIV-AIDS 
belum dikenal secara baik. Bagaimana mau menghindari AIDS bila fakta 
sosial masih bermasalah. Idealnya fakta sosial tidak menjadi masalah 
lagi maka akan lancar penanganan AIDS dari fakta medis.
 
Melihat
 korban AIDS sudah cukup banyak maka fakta medis harus sudah dilakukan 
dengan indikator masyarakat sudah mengetahui HIV-AIDS dengan baik dan 
benar. Faktanya dari Dialog Interaktif tentang AIDS selama 60 menit yang
 penulis pandu bersama dr. Delyuzar masih sangat minim pengetahuan 
pendengar tentang HIV-AIDS. Hal ini tergambar dari tanggapan dan 
pertanyaan yang masuk ke studio M. Radio lewat sms, line telepon dan facebook.
 
Boleh 
jadi banyaknya orang kena HIV-AIDS disebabkan karena fakta sosial yang 
masih masalah. Sampai ada yang bertanya dalam Dialog Interaktif tentang 
AIDS itu, apa saja ciri-ciri orang yang terkena HIV positif.
 
Dengan 
santai dan sabar dr. Delyuzar menjelaskan tidak memiliki ciri-ciri 
khusus bagi mereka yang terkena HIV positif. Jika sebelumnya cantik akan
 tetap cantik, bila sebelumnya ganteng akan tetap ganteng akan tetapi 
dalam kurun waktu lima sampai sepuluh tahun kemudian baru terlihat 
ketika daya tahan tubuhnya sudah anjlok.
 
Nah, 
karena tidak ada ciri-ciri khusus ini menjadi masalah besar dalam 
menghindari tertularnya HIV-AIDS dan ketika sudah terkena AIDS secara 
positif masyarakat menjadi takut, penderita AIDS dijauhi, dikucilkan 
karena takut tertular pada hal kalau hanya tinggal serumah, makan dengan
 satu meja dan lainnya tidak masalah asalkan jangan sampai tertular 
cairan tubuh yang mengandung HIV positif.
 
Seharusnya
 dalam kurun waktu dua puluh tahun lamanya fakta sosial ini tidak 
masalah lagi sehingga bisa masuk ke fakta medis meskipun tidak total. 
Tanpa harus mencari “Kambing Hitam” siapa yang salah dan siapa 
yang bertanggungjawab, masalah AIDS sudah sangat mengkhawatirkan, 
mengancam kita (Anda) semua. Waspada dan analisalah kondisi kita 
masing-masing. Semua kita bisa kena akibat tidak memeriksakan kesehatan 
dan gaya hidup yang kurang (tidak) terkontrol.


There are some natural remedies that can be used in the prevention and eliminate diabetes totally. However, the single most important aspect of a diabetes control plan is adopting a wholesome life style Inner Peace, Nutritious and Healthy Diet, and Regular Physical Exercise. A state of inner peace and self-contentment is essential to enjoying a good physical health and over all well-being. The inner peace and self contentment is a just a state of mind.People with diabetes diseases often use complementary and alternative medicine. I diagnosed diabetes in 2000. Was at work feeling unusually tired and sleepy. I borrowed a glucometer from a co-worker and tested at 760. Went immediately to my doctor and he gave me prescription like: Insulin ,Sulfonamides, but I could not get the cure rather to reduce the pain and brink back the pain again. I found a woman testimony name Comfort online how Dr Akhigbe cure her HIV and I also contacted the doctor and after I took his medication as instructed, I am now completely free from diabetes by doctor Akhigbe herbal medicine.So diabetes patients reading this testimony to contact his email drrealakhigbe@gmail.com or his Number +2348142454860 He also use his herbal herbs to diseases like:SPIDER BITE, SCHIZOPHRENIA, LUPUS,EXTERNAL INFECTION, COMMON COLD, JOINT PAIN, BODY PAIN, EPILEPSY,STROKE,TUBERCULOSIS ,STOMACH DISEASE. ECZEMA, PROGERIA, EATING DISORDER, LOWER RESPIRATORY INFECTION, DIABETICS,HERPES,HIV/AIDS, ;ALS, CANCER , MENINGITIS,HEPATITIS A AND B, THYROID, ASTHMA, HEART DISEASE, CHRONIC DISEASE. AUTISM, NAUSEA VOMITING OR DIARRHEA,KIDNEY DISEASE, WEAK ERECTION. EYE TWITCHING PAINFUL OR IRREGULAR MENSTRUATION.Dr Akhigbe is a good man and he heal any body that come to him. here is email drrealakhigbe@gmail.com and his Number +2349010754824
BalasHapus